Beberapa hari belakangan ini, publik Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur disuguhkan pernyataan salah satu oknum pengacara muda setempat yang mengajak warga Malaka untuk tidak memilih calon bupati Malaka yang berasal dari wilayah geografis yang berbeda dari bakal calon bupati lainnya.
Oknum pengacara muda tersebut di media sosial Facebook-nya mengeluarkan pernyataan dalam bahasa Tetun “Keta mola ema nosi foho tan lale foho mai kuasa ba ita, nima sasoin sia lalin nodi sae ba foho”, yang jika diterjemahkan secara bebas artinya kurang lebih; “Jangan pilih orang dari Foho, kalau tidak Foho datang kuasai kita, lalu semua harta kita bawa naik ke Foho”.
Pernyataan ini mengundang reaksi dari warga masyarakat. Sebagian besar warga merasa bahwa pernyataan pengacara ini sebagai pernyataan ujaran kebencian dan dapat mengarah kepada perpecahan warga di Kabupaten Malaka. Secara terang benderang kalimat yang dilontarkannya dianggap oleh warga Malaka telah mencederai nilai-nilai filosofi Malaka, Sabete Saladi, yang telah menjadi tatanan hidup bersama di Malaka.
Menyadari kekeliruannya, oknum pengacara ini kemudian telah meminta maaf kepada publik, seraya melakukan klarifikasi atas pernyataannya tersebut melalui salah satu portal berita setempat. Namun, ibarat paku yang tertancap di dinding dan kemudian dicabut kembali tentu akan meninggalkan lubang paku pada dinding. Sekelompok kaum muda Malaka anti-rasisme kemudian melaporkan oknum pengacara ini ke pihak Kepolisian Resor Malaka untuk ditindaklanjuti.
Untuk diketahui, dalam konteks geografis masyarakat adat Malaka terbagi menjadi dua kelompok besar, yakni Foho dan Fehan. Orang-orang Foho adalah mereka yang tinggal menetap secara turun-temurun di daerah pegunungan dan berkomunikasi dalam bahasa Dawan. Sedangkan orang-orang Fehan adalah mereka yang menetap di daerah dataran rendah dan berkomunikasi dalam bahasa Tetun. Dalam konteks adat dan kesukuan, di Kabupaten Malaka, selain orang Foho dan Fehan ada juga orang Dawan dan Bunak, yang menetap di sepanjang garis batas Indonesia dan Timor Leste.