Malang || FlobamoraNews – Dalam rangka memperingati dies natalis ke-70 Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), komisariat GMNI se-Unikama mengadakan talk show dengan tema “Revitalisasi Gerakan dalam menghadapi Gempuran Zaman”. Acara ini diadakan di Warung Tengah Sawah (WTS) pada hari Sabtu, 23 Maret 2024.
Talk show ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Guru Kader GMNI Cokro Wibowo Sumarsono dan alumni GMNI Unikama Bung Tomo Hariyadi. Dalam paparannya, Bung Cokro menegaskan pentingnya bagi kader GMNI Unikama untuk memahami dan memaknai setiap konsep Bung Karno sebagai dasar dalam setiap gerakan dan perjuangan.
“Sebagai organisasi yang didirikan oleh Bung Karno, kader-kader GMNI Unikama haruslah mewarisi api semangat juangnya,” ujar Bung Cokro.
Sementara itu, Bung Tomo menyoroti situasi politik Indonesia saat ini yang sedang mencari keadilan dan kebenaran daripada roh demokrasi. Ia menekankan bahwa kader GMNI harus mampu meneliti satu langkah lebih maju dari perkembangan zaman, sehingga bisa membentengi demokrasi Indonesia dan menempatkannya ke rel yang benar.
“Kader-kader GMNI Unikama harus tetap menjaga marwah dan karakteristik GMNI supaya tidak tergilas oleh perkembangan zaman,” tegas Bung Tomo.
Pada kesempatan tersebut, ketiga Ketua Komisariat GMNI se-Unikama, yaitu Bung Aldo Ketua Komisariat Fakultas Sains & Teknologi (FST), Bung Opin Ketua Komisariat Fakultas Ekonomika & Bisnia (FEB), dan Bung Obeth Ketua Komisariat Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), menyampaikan sambutan mereka. Mereka menegaskan bahwa kader GMNI di seluruh Indonesia, khususnya di Komisariat Se-Unikama harus mampu keluar dari zona nyaman dan sistem yang membelenggu.
“Menginjaki usia organisasi yang tua, dinamika internal dan eksternal berjalan dengan adanya. Tetapi GMNI tetap konsisten terhadap perjuangan-perjuangan memperjuangkan hak-hak rakyat. Dan kader-kader GMNI sudah siap mengawal Indonesia menuju Indonesia emas 2045,” ujar Ketua Kom FEB, Bung Opin.
Lebih lanjut, Ketua Kom FIP, Bung Obeth menambahkan bahwa kader GMNI Unikama harus menjadi pelopor cita-cita bangsa Indonesia menuju Indonesia emas 2045.
“Kader-kader GMNI wajib hukumnya menjadi pelopor bangsa Indonesia, menghendaki segala yang berpihak kepada rakyat kecil, dan menggilas habis-habisan neo-neolib yang masih bersemayam di keadilan pro rakyat,” tegasnya.
Sementara itu Ketua Kom FST, Bung Aldo menegaskan, para kader GMNI harus bijak memanfaatkan teknologi untuk hal positif dan berdampak bagi masyarakat.
“Di era milenial ini, kader GMNI harus mampu memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk menyebarkan informasi dan edukasi kepada masyarakat. Kita harus menjadi agen perubahan dan pencerah bangsa, serta kritis terhadap kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat,” Tandasnya.
Kegiatan ini diakhiri dengan pemotongan tumpeng oleh ketiga ketua komisariat GMNI se-Unikama, Guru Kader GMNI Bung Cokro Wibowo Sumarsono, alumni GMNI Unikama Bung Tomo Hariyadi dan Bung Gerand, serta mantan Ketua BEM Malang Raya Bung Abi Naga Parawansa. Acara dilanjutkan dengan foto bersama.
Sebagai informasi, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) adalah organisasi mahasiswa yang didirikan pada 23 Maret 1954. GMNI merupakan organisasi independen yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. GMNI berkomitmen untuk memperjuangkan hak-hak rakyat dan mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia. (Iwan Manek)
Sukses selalu rumah juangku GmnI tetap kokoh dalam usia yang sudah tidak mudah lagi yaitu 70 tahun. Tetapi tetap memiliki semangat mudah dalam arah perjuangannya
Tetap komitmen dalam garis perjuangan. Tanamkan terus nilai2 marhaenisme dalam hati dan sanubari bung dan sarinah didalamnya….merdeka✊🇮🇩
Di umur yang ke 70 tahun ini tetap utuh dan lebih semangat lagi bagi Bung dan Sarinah untuk memperjuangkan para kaum marhaen untuk mencapai cita-cita dari ideologi Marhaenisme itu yaitu Sosialisme Indonesia dan tatanan masyarakat yang adil dan makmur. Tentu untuk laksana semua itu tidak hanya dengan banyak bicara saja akan tetapi bagaimana kita sebagai kaum marhaenis memberikan aksi nyata dengan banyak bicara dan banyak pula bergerak dan tetap mengilhami materialisme dialektika historis dalam hati dan sanubari Bung dan Sarinah
Merdeka
GMNI
Marhen