Simfoni Emansipasi: Jejak Pemikiran Bung Karno tentang Perempuan menuju Tatanan Dunia Baru

Oleh: Ignasius Wandelinus Manek*

 

“Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya; jika patah satu daripada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali,” Bung Karno, Sarinah hlm.17/18.

Sarinah adalah perempuan desa pengasuh Soekarno masa kecil. Sarinah dikenang sebagai seseorang yang mengasihi soekarno sekaligus berjasa menanamkan rasa cinta terhadap orang kecil. Jadi, bagi Soekarno, Sarinah adalah symbol orang kecil namun berbudi luhur. Dari Sarinah pula Sukarno mendapat banyak pelajaran mencintai “orang kecil” mencintai rakyat jelata. Sarinah sendiri “orang kecil”, tetapi budinya sangat besar.

Dalam membedah masalah perempuan, Soekarno mengadopsi pemikiran Henriette Roland Holst : Perempuan di alam kapitalis mengalami “Scheur”/ keretakan jiwa yang terbelah akibat keharusan bekerja di luar rumah sekaligus mengabdi pada keluarga, mengerjakan pekerjaan domestic (double burden). Landasan teoritis: Marx, engels, August, bebel, Clara Zetkin, Henriette Roland Holst, Troestra, Jean Jaures, dsb. Pada masa itu, Bung Karno begitu prihatin, karena ranah pergerakan belum banyak menyentuh aspek wanita.

Padahal, Bung Karno begitu yakin, kita tidak dapat menyusun negara dan tidak dapat menyusun masyarakat, jika (di antara banyak soal) kita tidak mengerti soal wanita. Bung Karno dalam pemikirannya yang luas dan mendalam memaparkan sebagai bahan argumen tingkat ‘tinggi’ dalam meyakinkan perlunya peran perempuan dalam ‘perjuangan’ negara. ”Soal perempuan bukanlah soal buat perempuan saja, tetapi soal masyarakat, soal perempuan dan laki-laki. Dan sungguh soal masyarakat dan Negara yang amat penting.”

40 thoughts on “Simfoni Emansipasi: Jejak Pemikiran Bung Karno tentang Perempuan menuju Tatanan Dunia Baru

  1. Maju terus, sebarkan nilai-nilai kebaikan agar kita bisa menjadi masyarakat majemuk yang saling menghargai satu sama lain..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *