Sukses Gelar KTD, GMNI Unikama : Marhaenisme adalah Senjata melawan Penindasan & Penghisapan

Malang || FlobamoraNews – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) menyelenggarakan kegiatan Kaderisasi Tingkat Dasar (KTD) yang berlangsung selama tiga hari, dari Kamis (23/3) hingga Sabtu (26/3) di Tlekung, Kota Batu. Kegiatan ini bertujuan untuk melahirkan kader-kader baru yang memiliki jiwa kepemimpinan dan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai dalam Marhaenisme ajaran Bung Karno.

KTD diikuti oleh 37 peserta dari tiga komisariat GMNI Unikama, yaitu Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Acara ini dihadiri oleh alumni, senior, dan kader GMNI, serta menghadirkan pemateri skala nasional, tokoh budayawan, dan aktivis GMNI.

Ketua Pelaksana KTD, Paulus Arman Pora, menekankan pentingnya ketaatan dan ketekunan peserta dalam mengikuti kegiatan ini. “KTD merupakan kegiatan penting bagi GMNI karena di dalamnya para peserta akan fokus memahami dan mendalami materi yang disampaikan, sehingga menjadi bekal mereka dalam memperjuangkan kaum Marhaen,” ujarnya.

Ketua Komisariat FST, Rifaldo Onca, dalam sambutannya menegaskan bahwa GMNI adalah organisasi pergerakan dengan moto “Pejuang Pemikir-Pemikir Pejuang”. “Sebagai kaum intelektual dan kader GMNI, kita harus peka terhadap isu-isu sosial yang terjadi di sekitar kita. Namun, sebelum melangkah jauh, kita perlu berpikir terlebih dahulu sebelum berjuang, dan berjuang setelah memikirkan matang-matang,” ujar Rifaldo yang akrab disapa Bung Aldo.

Antusiasme para peserta KTD terlihat jelas dengan semangat mereka dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Hal ini sekaligus mematahkan stigma terkait kefakuman internal GMNI.

Ketua Komisariat FEB Unikama, Dionisius Opi, mengingatkan para peserta untuk tidak hanya fokus pada eksistensi, tetapi juga mengedepankan esensi. “Bung Karno pernah berkata, ‘Berikan aku 10 pemuda maka akan kuguncangkan dunia’. Hari ini kita memiliki 37 calon kader baru. Perlu diingat bahwa eksistensi tidaklah cukup dalam mencapai cita-cita luhur tanpa esensi yang menggerakkannya,” tegas Dionisius yang akrab disapa Bung Opin.

Sementara itu, Ketua Komisariat FIP Unikama, Bertolomeus P. Werang, menegaskan bahwa Marhaenisme adalah antitesa dalam mencapai cita-cita Bung Karno, yaitu Sosialisme Indonesia. “Sebagai kader GMNI, kita perlu menanamkan jiwa progresif revolusioner yang berorientasi pada rasa kemanusiaan sesuai dengan cita-cita Marhaenisme,” ujar Bertolomeus yang akrab disapa Bung Obet.

Melalui KTD ini, diharapkan GMNI Unikama dapat menjadi wadah yang mampu menyatukan berbagai kekuatan untuk melawan penindasan dan penghisapan, serta peka terhadap berbagai problematika bangsa, khususnya yang dihadapi oleh rakyat Indonesia. (IM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *