JAKARTA | FlobamoraNews – Ratusan massa aksi dari Aliansi Nusa Tenggara Timur Menggugat bersama elemen organisasi kedaerahan lainnya Jum’at (12/7/2024) menggelar aksi unjuk rasa di depan Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri), Jalan Trunojoyo 1 Jakarta Pusat.
Aksi unjuk rasa yang melibatkan 26 organisasi se-Jabodetabek dan Banten ini dilakukan karena disinyalir masih adanya praktek kolusi, korupsi dan nepotisme dalam penerimaan calon taruna Akademi Kepolisian tahun 2024 asal daerah NTT, yang mana hasil seleksi justru tidak memprioritaskan putra daerah asli NTT.
Dalam keterangan tertulisnya Aliansi Nusa Tenggara Timur Menggugat yang diterima Flobamoranews.com menyebutkan bahwa dasar aksi unjuk rasa yang mereka lakukan ini dari tahun ke tahun tidak ada perubahan karena masih saja tidak memprioritaskan putra putri asli NTT.
Aliansi juga menyebutkan bahwa dalam proses perekrutan calon taruna (catar) Akpol Polda NTT kami ini ditemukan sejumlah kejanggalan dan laporan dari berbagai sumber di daerah. Adapun kejanggalan tersebut antara lain; Pertama, adanya dugaan ada anak pejabat di Jawa Barat yang menggunakan KTP Kabupaten Manggarai Timur untuk ikut seleksi Casis Akpol Polda NTT 2024. Kedua, menurut Kabid Humas Polda NTT salah satu catar yang lolos adalah putera Kapolda NTT yang masuk melalui kuota pusat. Dan ada 4 catar asal NTT (2 putra asli NTT & 2 dari luar NTT tetapi kelahiran NTT).
Ketiga, nama Catar berisinial Manurung merupakan anak dari mantan Wakajati NTT, Johni Manurung. Padahal Johni Manurung sudah tidak bertugas lagi di NTT sejak tahun 2019. Aliansi juga menyebutkan bahwa pada tahun 2023 lalu juga salah satu anak dari pak Jhoni Manurung berhasil lolos Akpol dari NTT. Keempat, catar tahun 2023 anak mantan Kajari Kota Kupang Banua Purba berhasil lolos Akpol dari NTT.
Menurut aliansi ke-empat poin ini mengindikasikan bahwa dalam proses perekrutan calon taruna Akpol di NTT setiap tahun diduga sarat dengan praktik kolusi, korupsi dan nepotisme. Oleh karena itu, Aliansi NTT Menggugat mendesak penjelasan yang jujur dari Polda NTT.
Atas dasar itulah Aliansi NTT Menggugat mengajukan empat tuntutan antara lain; Pertama Meminta Kapolri segera mencopot pejabat Kapolda NTT karena diduga melakukan tindakan yang bertentangan etika dan kepatutan bernuansa kolusi, korupsi dan nepotisme dalam proses seleksi calon taruna Akademi Kepolisian perwakilan Polda NTT. Kedua, meminta Kapolri untuk membatalkan atau menganulir pengumuman hasil seleksi catar Akademi Kepolisian tahun 2024 karena diduga sarat akan praktik KKN.
Ketiga, meminta Kapolri menambah kuota catar Akpol Polda NTT tahun 2024 dan untuk tahun-tahun berikutnya. Keempat, meminta proses perekrutan calon taruna Akpol memprioritaskan putra daerah NTT.
Dalam video yang beredar di media sosial terlihat massa aksi unjuk rasa di depan Mabes Polri ini sempat melakukan pembakaran ban bekas sebagai tanda protes dan kemarahan atas ketidakadilan yang selama bertahun-tahun dialami oleh generasi muda NTT. (Bud)