BEIJING | Flobamoranews – Dalam wawancara khusus yang dilakukan oleh CMG, mantan Menteri Luar Negeri Indonesia Hassan Wirajuda menyatakan, dirinya mengapresiasi konsep dan langkah-langkah tata kelola yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping untuk memperdalam reformasi secara menyeluruh.
Hassan mengatakan, tidak membiarkan masa lampau menghambat, mewarisi dan mengembangkan pengalaman sukses dan tradisi unggul, serta berani menghadapi masalah dan memperdalam reformasi, ini adalah kunci kesuksesan yang dicapai Tiongkok di masa kini. Dia menyatakan yakin bahwa sidang pleno ke-3 Komite Sentral ke-20 PKT akan lebih lanjut memperdalam reformasi dan keterbukaan Tiongkok.
Dilansir dari China Radio International, Hassan menambahkan bahwa reformasi dan keterbukaan yang dimulai Deng Xiaoping pada 40 tahun lalu telah membentuk sebuah Tiongkok yang berdaya pengaruh penting di dunia saat ini, sekaligus mengumpulkan pengalaman bagi reformasi dan keterbukaan yang dilakukan Tiongkok secara menyeluruh pada saat ini, sehingga Tiongkok memiliki kekuatan untuk melakukan reformasi.
“Kesuksesan yang dicapai Tiongkok di bidang reformasi dan keterbukaan membuktikan bahwa negara dan partai harus mempertahankan reformasi dan keterbukaan dalam proses mengupayakan pembangunan dan perkembangannya”, ungkap Hassan Wirajuda.
Hassan menyatakan pula bahwa konsep pembangunan Tiongkok dan ASEAN selama ini selalu berjalan searah, dan saling membantu satu sama lain. “Konsep pembangunan hijau yang dianjurkan oleh Tiongkok sama seperti permintaan negara-negara anggota ASEAN. Tiongkok telah mengumpulkan banyak pengalaman sukses di bidang pengembangan dan aplikasi teknologi energi baru, negara-negara ASEAN terutama Indonesia menduduki peringkat terdepan di dunia di bidang penyimpanan energi hijau, serta memerlukan teknologi dan produk energi baru dari Tiongkok. Prospek kerja sama Tiongkok-ASEAN di bidang energi baru dan pembangunan hijau sangat luas”, ungkapnya.
Menghadapi meningkatnya unilateralisme dan proteksionisme perdagangan saat ini, Hassan berpendapat, saat peraturan dunia mulai berubah, beberapa negara terpaksa melakukan protesionisme untuk melindungi kepentingannya, tapi hal ini pun membuktikan bahwa mereka tidak mampu berpartisipasi dalam persaingan global. “walaupun jalan untuk mencapai tujuan multilateralisme sejati panjang dan sulit, namun ASEAN dan Tiongkok akan berupaya bersama untuk mewujudkan perdamaian, stabilitas dan kemakmuran di seluruh dunia”. pungkasnya.(*)